Jakarta -Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kian tertekan. Hingga 31 Agustus 2015, IHSG sudah merosot 13,7%. Ini bukan angka yang kecil. Kemilau saham-saham BUMN pun mulai pudar.
Dulu, saham-saham BUMN bisa menjadi sandaran di saat yang lain kinerjanya merosot. Namun, kondisi sekarang berbeda, saham-saham BUMN tak 'sakti' lagi.
Analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengungkapkan, hal tersebut membuat cemas para investor. Saham-saham BUMN kini tidak lagi menjadi andalan.
"Kalau kondisi begini saham-saham BUMN harusnya bisa jadi sandaran tapi sekarang tumbang, ada sekitar 20 saham BUMN yang menguasai 26% kapitalisasi pasar saham senilai Rp 5.200 triliun, kalau keadaannya begini, ini sungguh mencemaskan, beli reksa dana, beli saham BUMN, reksa dana hancur, saham BUMN jatuhnya lebih parah," ujarnya saat acara Edukasi Wartawan Pasar Modal, di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (10/9/2015).
Haryajid mengatakan, dari 20 emiten BUMN yang dianalisa, hampir seluruhnya mencatatkan kinerja negatif. Ini menjadi rapor merah BUMN.
"Dari 20 emiten yang saya lihat ini terus terang data-datanya miris. Raportnya merah BUMN tahun ini, jadi harus ada perhatian pemerintah," ucap dia.
Haryajid menyebutkan, saham-saham pelat merah hingga year to date (ytd) sebagian kinerjanya negatif. Berikut kinerja sama BUMN sepanjang 2015:
- Telkom awal tahun Rp 2.770, sekarang Rp 2.765.
- Bank Mandiri Rp 10.700 jadi Rp 8.600
- BRI Rp 11.000 jadi Rp 9.700
- Semen Indonesia Rp 16.175 jadi Rp 9.700
- Antam Rp 11.300 jadi Rp 485
- PTBA Rp 13.900 jadi Rp 5.700
- Timah Rp 1.330 jadi Rp 590
- Garuda Rp 750 jadi Rp 260
- Kimia Farma Rp 1.200 jadi Rp 690
- Krakatau Steel Rp 1.300 jadi Rp 304
- Adhi Karya Rp 2.900 jadi Rp 2.230
- Wijaya Karya Rp 2.875 jadi Rp 2.730
"Penurunan angka-angka ini angka luar biasa. Jadi harus ada stimulus di BUMN. Jangan diabaikan, investor dirugikan, apakah nasib BUMN mau seperti saham BUMI? Dulu buyback dilakukan terus, sekarang malah ditunda. Kalau BUMN nggak bagus ganti saja direksinya, buyback kok setengah hati," imbuh Haryajid.
JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tipis di akhir perdagangan, Kamis (10/9). Menurut data RTI, indeks merosot 4 poin tak sampai 0,1% ke posisi 4.343,26.
Sebanyak 159 saham mengalami pelemahan, berbanding 116 yang menguat. Sedangkan 81 saham lainnya tak bergerak.
Enam sektor saham melemah, dipimpin sektor agrikultur 3,13% dan pertambangan merosot 2,02%.
Sedangkan sektor yang paling menguat adalah industri dasar dengan kenaikan 3,64% dan infrastruktur 1,12%.
Hari ini, investor asing lebih banyak melakukan aksi jual ketimbang beli di pasar reguler. Net sell tercatat Rp 100 miliar.
Hari ini, sekitar 4,97 miliar saham berpindah tangan, dengan nilai Rp 4,18 triliun.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 6,9% menjadi Rp 540, memimpin top losers di jajaran saham bluechips. Selain itu, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun 4,62% menjadi Rp 16.500, dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) sebesar 4,2% menjadi Rp 1.140 per saham.
Saham yang mencatat top gainers hari ini antara lain PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang melejit 11,35% menjadi Rp 10.300 per saham, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang turun 5,4% menjadi Rp 825, dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) tuurn 4,19% menjadi Rp 2.610 per saham.
Editor: Sanny Cicilia.
JAKARTA. Sepinya transaksi harian di Bursa Efek Indonesia tak menyurutkan investor asing untuk menguras dana dengan pencapaian jual bersih saham atau net sellRp134,28 miliar. Indeks harga saham gabungan (IHSG) terkulai turun 0,09% ke level 4.343,26.Berdasarkan rekapitulasi BEI, pada perdagangan saham hari ini, Kamis (10/9/2015), investor asing membukukan net sell Rp134,28 miliar dengan volume 58,41 juta lembar saham.
Investor asing melakukan aksi jual saham senilai Rp1,59 triliun dengan volume 575,18 juta lembar. Sedangkan, aksi beli investor asing mencapai Rp1,46 triliun dengan volume 633,58 juta lembar.
Pada saat bersamaan, investor domestik memborong saham senilai Rp2,72 triliun dengan volume 4,34 miliar lembar. Sedangakn, aksi jual saham yang dilakukan investor lokal mencapai Rp2,59 triliun dengan volume 4,39 miliar lembar.
Sepanjang hari ini, total transaksi di lantai bursa mencapai Rp4,18 triliun dengan volume 4,97 miliar saham. Net sell investor asing kian mempertebal catatan pengurasan dana bersih sejak awal tahun yang mencapai Rp8,85 triliun.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup terkoreksi 0,09% atau 4,02 poin ke level 4.343,26 dari penutupan sehari sebelumnya 4.347,28.
Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada level terlemah 4.290,68 dan terkuat pada 4.343,66. Selama perdagangan, bursa saham Indonesia terus tertekan sejak pembukaan yang telah turun di level 4.312,66.
Enam dari sembilan sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia melemah dengan penurunan terdalam pada sektor agribisnis 3,13%. Sedangkan, tiga sektor lainnya menguat dengan dipimpin oleh industri kimia dasar 3,64%.
Sebanyak 159 saham dari 518 emiten tercatat melorot, 115 menguat, dan 244 saham emiten lainnya stagnan pada perdagangan hari ini.
Berikut ringkasan perdagangan saham investor asing:
Tanggal
Nilai
Keterangan
10 September
Rp134,28 miliar
Net sell
9 September
Rp428,41 miliar
Net sell
8 September
Rp713,62 miliar
Net sell
7 September
Rp488,93 miliar
Net sell
4 September
Rp58,64 miliar
Net sell
3 September
Rp299,57 miliar
Net sell
Sumber: BEI, diolah.
http://market.bisnis.com/read/20150910/7/471219/ihsg-turun-tipis-009-akibat-transaksi-sepi-investor-asing-masih-kuras-rp13428-miliar
Sumber : BISNIS.COM
Komentar
Posting Komentar