NILAI TAMBAH, itu KEPRIHATINAN gw yang SAM1-SAM1 dengan pandangan BOS IMF
berikut Bisnis Indonesia BERUSAHA MEYAKINKAN PEMBACA bahwa:
Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah pihak menilai kondisi perekonomian saat ini telah memasuki masa krisis seperti yang terjadi pada 1997-1998 akibat terus melorotnya nilai tukar rupiah. Apakah pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi penyebabnya? Simak data perbandingaan ekonomi saat ini dibandingkan dengan 1998 dan 2008.
Kurs mata uang rupiah tiba-tiba terus anjlok menembus Rp14.100 per dolar Amerika Serikat disertai dengan terpuruknya Indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga menyentuh level 4.111,11.
Nilai tukar rupiah telah terdepresiasi 12,9% year-to-date, dan melemah sejak tujuh pekan terakhir yakni dari level Rp13.314/US$ yang terjadi pada 10 Juli 2015.
Apablia ditinjau dari posisi terkuat rupiah yakni pada 17 April 2015 di level Rp12.850/US$, rupiah telah anjlok 9,98% ke level terlemah Rp14.133/US$ yang terjadi pada 26 Agustus 2015.
Sementara itu, pada akhir pekan lalu IHSG akhirnya ditutup positif 2,54% atau melesat 110,25 poin ke 4.446,20 setelah 5 pekan berturut-turut bursa saham Indonesia membukukan kinerja negatif.
Meskipun masih menjadi bursa saham terburuk di kawasan Asia, melorotnya IHSG sejak awal tahun kian menyusut dan tersisa 14,94%.
Jika ditelusuri sejak pencapaian all time high pada 7 April 2015 silam di level 5.523,29, IHSG telah terjungkal hingga 24,62% ke titik terendah yang terjadi pada penutupan awal pekan ini 4.163,73.
Akan tetapi, sejak tiga hari terakhir, IHSG terus positif dan mulai menanjak 5,15% ke level 4.446,20 dari penutupan pada 25 Agustus di level 4.228,50.
Budi Hikmat, Chief Economist and Director for Investor Relations PT Bahana TCW Investment Management, mengatakan memasuki semester II/2015, dia menilai kejatuhan pasar modal dan nilai tukar rupiah lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal ketimbang internal.
"Secara internal, pemerintah nampaknya mulai berhasil memacu pengeluaran belanja yang dianggap melandasi perlambatan ekonomi selama semester I/2015 sehingga equity investorcenderung hengkang," ungkapnya dalam riset belum lama ini.
Secara eksternal, dunia menghadapi tantangan bersama mulai dari krisis utang Yunani, ketidakpastian jadwal normalisasi suku bunga Fed hingga currency wars menyusul keputusan China mendevaluasi yuan.
Menurutnya, yang paling banyak mendapat perhatian adalah pelemahan tajam rupiah yang melewati paras Rp14.000 per dollar. Kurs rupiah sepanjang tahun berjalan sudah melemah 12,4%. Selama tiga tahun terakhir, rupiah melemah 32,7%.
"Silakan bandingkan dengan yen, lira Turki dan rubel Russia," paparnya.
Dengan membandingkan angka nominal kurs rupiah terhadap angka tertinggi sejarah, banyak pihak yang mengkuatirkan Indonesia sedang menuju krisis seperti tahun 1997/1998.
Dia meyakini kekuatiran tersebut tidak beralasan. Sebab, yang terjadi sekarang adalah penguatan dollar temporer ditengah pelemahan ekonomi global ketika sistem pengelolaan makroekonomi Indonesia jauh lebih baik ketimbang 1997/1998.
Berikut perbandingan kondisi ekonomi Indonesia saat ini dengan periode krisis 1998 dan 2008:
Indikator ekonomi
|
1998
|
2008
|
2015
|
Pertumbuhan ekonomi
|
-13,10%
|
4,12%
|
4,67%
|
Inflasi
|
82,4%
|
12,14%
|
7,18%
|
Cadangan devisa
|
US$17,4 miliar
|
US$80,20 miliar
|
US$107,6 miliar
|
Kurs rupiah
|
Rp16.650/US$
|
Rp12.650/US$
|
Rp14.098/US$
|
Rasio utang pemerintah terhadap produk domestic bruto (PDB)
|
100%
|
27,4%
|
24,7%
|
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross
|
30%
|
3,8%
|
3,6%
|
BI Rate
|
60%
|
9,5%
|
7,5%
|
Indeks harga saham gabungan (IHSG)
|
256
|
1.111
|
4.237
|
Total utang luar negeri (Pemerintah dan swasta)
|
US$150,8 miliar
|
US$155,08 miliar
|
US$304,3 miliar
|
Rasio utang luar negeri terhadap cadangan devisa
|
8,6 kali
|
3,1 kali
|
2,8 kali
|
Depresiasi rupiah (posisi terendah)
|
197%
|
34,86%
|
14,03%
|
Sumber: Bisnis Indonesia, diolah.
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pihak mengkhawatirkan situasi ekonomi saat ini akan menjelma seperti kondisi krisis tahun 1998 silam.
Sebenaranya bagaimana perbandingan situasi ekonomi sekarang dengan krisis tahun 1998, mapun tahun 2008?
Berikut sejumlah indikator ekonomi saat ini, tahun 1998, dan 2008 seperti dikutip dari Harian Kompas.
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pihak mengkhawatirkan situasi ekonomi saat ini akan menjelma seperti kondisi krisis tahun 1998 silam.
Sebenaranya bagaimana perbandingan situasi ekonomi sekarang dengan krisis tahun 1998, mapun tahun 2008?
Berikut sejumlah indikator ekonomi saat ini, tahun 1998, dan 2008 seperti dikutip dari Harian Kompas.
1998 | 2008 | 2015 | |
1. Pertumbuhan ekonomi YoY (persen) | -13,1 | 4,12 | 4,67 |
2. Inflasi (persen) | 82,4 | 12,14 | 7,26 |
3. Cadangan Devisa (miliar dollar AS) | 17,4 | 50,2 | 107,6 |
4. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (Rp) | 16.650 | 12.650 | 14.123 |
5. Depresiasi rupiah posisi terendah (persen) | 197 | 34,86 | 14,03 |
6. IHSG | 256 | 1111 | 4237 |
7. Kredit bermasalah/NPL (persen) | 20 | 3,8 | 2,6 |
8. Suku bunga acuan BI (persen) | 60 | 9,50 | 7,50 |
9. Rasio utang pemerintah terhadap PDB (persen) | 100 | 27,40 | 24,70 |
10. Total utang luar negeri (miliar dollar AS) | 150,8 | 155,08 | 304,3 |
11. Rasio utang luar negeri terhadap cadev (kali) | 8,6 | 3,1 | 2,8 |
Komentar
Posting Komentar