pola REBOUND 2008 banding 2015 @ ihsg (per tgl 03 September 2015)... cara gw trading saat HARGA2 SAHAM GW AMBLES
ekspektasi opimistik gw @ ihsg, bahwa 4163 per tgl 24 Agustus 2015 sebagai BOTTOM (bahkan sempat menyentuh 4111, sementara per tgl 28 Oktober 2008, ihsg @ 1111), maka ekspektasi gw REBOUND bisa terjadi menuju 6K (optimistik), 5K (realistis), 4,5K (pesimistik), 4K (overpesimistik), 3,5K (crash expectation post the Fed Fund Rate Hike in 2015).
well, gw maseh optimistik, walo dalam 2008, ihsg cuma naek dari 1111 k 1355 (+21.9%)... jika diasumsikan tren yang sama: ihsg k 5074 dari 4163... realistis seh :)
|
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hamdi Hassyarbaini mengatakan, sebenarnya praktik tersebut dapat ditindak lanjuti dengan instrument Undang-Undang Pasar Modal.
"Dalam UU Pasar Modal, khususnya pasal 90-an. Di situ ada semua," tutur Hamdi saat dihubungi Okezone, Selasa (8/9/2015).
IHSG Melemah Setelah Lebaran
Penelusuran Okezone, aturan hukum tersebut tertulis jelas dalam UU Pasar Modal khususnya pada BAB XI tentang Penipuan, Manipulasi Pasar dan Perdagangan Orang Dalam.
"Setiap pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek," demikian bunyi pasal 91.
Dalam UU tersebut juga menyebutkan, pihak OJK mempunyai daya penuh untuk menindaklanjuti oknum ataupun broker nakal yang melakukan praktek yang biasa disebut 'bottom fishing' tersebut.;
"Bapepam dapat menetapkan tindakan tertentu yang dapat dilakukan oleh Perusahaan Efek yang bukan merupakan tindakan yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 dan Pasal 92," bunyi pasal 94.
http://economy.okezone.com/read/2015/09/08/278/1210301/direktur-bei-broker-nakal-terancam-uu-pasar-modal
Sumber : OKEZONE.COM
xxxxxxxxxxxxxxYYYYYYYYYYYYYxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka positif pada transaksi hari ini (3/9). Data RTI menunjukkan, indeks langsung melaju 0,79% pada pukul 09.05 WIB.
Sepuluh sektor mengeluarkan sinyal hijau. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar yakni: sektor industri dasar naik 1,4%, sektor perdagangan naik 1%, dan sektor agrikultur naik 1%.
Saham-saham yang pagi ini berada di jajaran top gainers antara lain: PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) naik 9,39% menjadi Rp 268, PT Cakra Mineral Tbk (CKRA) naik 9,09% menjadi Rp 144, dan PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) naik 8,62% menjadi Rp 63.
Sebelumnya, bursa Asia dibuka melaju pada Kamis (3/9). Rupanya, liburnya bursa China selama dua hari memberikan dorongan kepada investor untuk bertransaksi.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.38 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific reli dari level terendahnya dalam sepekan sebesar 0,8%. Bursa Jepang, melalui indeks Topix, melompat 1,9%. Kenaikan bursa Jepang mengekor reli yang terjadi pada bursa AS dan Eropa kemarin.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,7%, indeks S&P/ASX 200 naik 0,5%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,7%.
"Salah satu sentimen positif hari ini adalah pasar saham China libur untuk memperingati kemenangan mereka atas Jepang pada Perang Dunia II," jelas Chris Weston, chief markets strategist IG Ltd.
Sehingga, dia menambahkan, trader dan investor akan fokus pada data domestik dan valuasi. "Mereka berupaya untuk memahami bagaimana langkah yang harus diambil saat kondisi liar seperti saat ini," jelasnya.
Editor: Barratut Taqiyyah.
JAKARTA kontan. Analis memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah. Berarti, indeks kembali melanjutkan pelemahan, setelah kemarin menurun 0,25% ke 4.401,29.
“Rupiah yang terus terdepresiasi terhadap dollar Amerika Serikat menyebabkan investor asing kembali mencatatkan net sell,” jelas Lanjar Nafi Taulat, analis Reliance Securities.
Kemarin, pemodal asing di bursa mencetak penjualan bersih (net sell) Rp 553,03 miliar. Analis Minna Padi Investama Andre Setiawan menerangkan, IHSG terpengaruh bursa regional yang merespons penurunan indeks Dow Jones kemarin. investor masih cemas melihat pelemahan indeks manufaktur di Tiongkok.
Andre menduga, IHSG pada hari ini (3/9) bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah di 4.350-4.440. Lanjar juga memproyeksikan, IHSG hari ini melemah di 4.920-4.420. Menurut dia, saham-saham yang bisa diperhatikan hari ini antara lain APLN, PGAS, WSKT, BMTR, CTRS, KIJA dan MAPI.
Editor: Barratut Taqiyyah.
secara fundamental setidaknya ada beberapa GEJALA (bukan SEBAB) pada Sep-Des 2015:
tren harga minyak (amat dominan dalam urusan energi global)
tren perlambatan ekonomi di LUAR AMRIK (terutama CHINA)
tren penurunan NILAI n VOLUME ekspor GLOBAL (para eksportir tetap berlaba, walo melambat)
tren DEFLASI (terutama di negara2 berkembang BUKAN NEGARA MAJU, kecuali Jepang)
tren CAPITAL OUTFLOW melesat menuju AMRIK, JEPANG (safe haven)
nah, itu sebabnya INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MEROSOT TRU$
... secara teknikal ada alasan kuat bahwa TREN PENURUNAN DALAM JANGKA PANJANG, MENENGAH n PENDEK sudah terjadi di BANYAK BURSA SAHAM global, termasuk INDONESIA:
... jadi GAMPANG BANGET MEMASTIKAN TREN PENURUNAN di IHSG, bwat seorang TRADER SETIDAKNYA SUDAH AMAT MENGURANGI SATU KENDALA VITAL, yaitu MENENTUKAN ARAH PASAR sehingga BISA MENYESUAIKAN METODE TRADING, yaitu JUAL DI HARGA TINGGI, BELI DI HARGA RENDAH
... misalnya harga saham penutupan yang terakhir @100, lalu kondisi bursa saham terbukti TURUN, lalu pasang jual di 100, lalu beli di 95, maka tinggal tunggu kapan 2 tingkat harga tersebut tergapai, sehingga LABA TERCAPAI
... misalnya, harga saham penutupan yang terakhir @100, lalu kondisi bursa saham terbukti TURUN, lalu pasang BELI @98, lalu tunggu order beli tersebut TERBENTUK (matched, done), lalu pasang JUAL @100, lalu tunggu s/d matched/ done ... saat 2 tingkat harga tersebut terbentuk, maka LABA TERCAPAI
... misalnya, harga saham penutupan @100, tren bursa turun, lalu pasang beli @ 98, 95, 90, sementara jual @97, 93, tunggu semua tingkat harga tersebut hingga s/d matched/done ... lalu saat done/matched semuanya, maka LABA TERCAPAI
... tinggal MENENTUKAN JUMLAH LOT SAHAM YANG AKAN DIPASANG HARGANYA
... bwat gw TRADING SAAT TURUN ITU MENARIK, terutama karna gw memilih saham yang masih punya fundamental bagus dalam jangka menengah s/d AKHIR 2015, dan gejala2 ekonomi global sedang dalam PEMULIHAN menuju PERBAIKAN yang NYATA
... pada saat gw BELI SAHAM YANG SEDANG ANJLOK berarti bahwa RERATA HARGA BELI SAHAM gw juga MEROSOT TRUS aka LEBE RENDAH, sehingga saat terjadi PEMBALIKAN ARAH MENUJU PERBAIKAN EKONOMI, tren harga saham DAPAT DIEKSPEKTASIKAN JUGA NAEK (bahkan sebelum terjadi perbaikan ekonomi)... berarti saat semua hal itu terjadi gw MEMPEROLEH DUA KALI PEMBENTUKAN LABA, laba jangka pendek (saat trading), n jangka menengah s/d panjang (saat INVES)
... well, liat aza :)
jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjKKKKKKKKKKKKKKjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
tren harga minyak (amat dominan dalam urusan energi global)
tren perlambatan ekonomi di LUAR AMRIK (terutama CHINA)
tren penurunan NILAI n VOLUME ekspor GLOBAL (para eksportir tetap berlaba, walo melambat)
tren DEFLASI (terutama di negara2 berkembang BUKAN NEGARA MAJU, kecuali Jepang)
tren CAPITAL OUTFLOW melesat menuju AMRIK, JEPANG (safe haven)
nah, itu sebabnya INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MEROSOT TRU$
... secara teknikal ada alasan kuat bahwa TREN PENURUNAN DALAM JANGKA PANJANG, MENENGAH n PENDEK sudah terjadi di BANYAK BURSA SAHAM global, termasuk INDONESIA:
... jadi GAMPANG BANGET MEMASTIKAN TREN PENURUNAN di IHSG, bwat seorang TRADER SETIDAKNYA SUDAH AMAT MENGURANGI SATU KENDALA VITAL, yaitu MENENTUKAN ARAH PASAR sehingga BISA MENYESUAIKAN METODE TRADING, yaitu JUAL DI HARGA TINGGI, BELI DI HARGA RENDAH
... misalnya harga saham penutupan yang terakhir @100, lalu kondisi bursa saham terbukti TURUN, lalu pasang jual di 100, lalu beli di 95, maka tinggal tunggu kapan 2 tingkat harga tersebut tergapai, sehingga LABA TERCAPAI
... misalnya, harga saham penutupan yang terakhir @100, lalu kondisi bursa saham terbukti TURUN, lalu pasang BELI @98, lalu tunggu order beli tersebut TERBENTUK (matched, done), lalu pasang JUAL @100, lalu tunggu s/d matched/ done ... saat 2 tingkat harga tersebut terbentuk, maka LABA TERCAPAI
... misalnya, harga saham penutupan @100, tren bursa turun, lalu pasang beli @ 98, 95, 90, sementara jual @97, 93, tunggu semua tingkat harga tersebut hingga s/d matched/done ... lalu saat done/matched semuanya, maka LABA TERCAPAI
... tinggal MENENTUKAN JUMLAH LOT SAHAM YANG AKAN DIPASANG HARGANYA
... bwat gw TRADING SAAT TURUN ITU MENARIK, terutama karna gw memilih saham yang masih punya fundamental bagus dalam jangka menengah s/d AKHIR 2015, dan gejala2 ekonomi global sedang dalam PEMULIHAN menuju PERBAIKAN yang NYATA
... pada saat gw BELI SAHAM YANG SEDANG ANJLOK berarti bahwa RERATA HARGA BELI SAHAM gw juga MEROSOT TRUS aka LEBE RENDAH, sehingga saat terjadi PEMBALIKAN ARAH MENUJU PERBAIKAN EKONOMI, tren harga saham DAPAT DIEKSPEKTASIKAN JUGA NAEK (bahkan sebelum terjadi perbaikan ekonomi)... berarti saat semua hal itu terjadi gw MEMPEROLEH DUA KALI PEMBENTUKAN LABA, laba jangka pendek (saat trading), n jangka menengah s/d panjang (saat INVES)
... well, liat aza :)
Komentar
Posting Komentar